KESIBUKAN Garrett Weber-Gale meningkat pesat belakangan ini. Tak hanya sibuk berkecipak di kolam renang, peraih medali emas di Olimpiade Beijing 2008 ini pun sekarang seperti tenggelam di dunia dapur, bermesraan dengan aneka bumbu, dan resep masakan.
Ya, peraih dua medali emas Olimpiade 2008, di nomor gaya bebas dan gaya ganti 4x100 meter yang jadi tandem Michael Phelps dan Ryan Lochte ini, sekarang memang terkenal sebagai salah satu chef handal. Spesialisasasinya adalah menu masakan sehat.
Nah, 11 Februari ini Garrett akan coba memperlihatkan bakat terpendamnya tersebut. Ia menggelar acara makan malam bareng peraih medali emas Olimpiade di Bouley test di New York City. Biaya mengikuti makan bareng tersebut 1,500 dolar AS dan hasil keuntungannya akan didonasikan untuk Yayasan Renang AS.
Tak main-main untuk acara tersebut, perenang 26 tahun ini bakal berpartner dengan para "raja" koki yang telah meraih berbagai predikat juara selama 20 tahun terakhir seperti Daniel Boulud, Tom Colicchio, Florian Bellanger, Daniel Humm, dan David Bouley.
Bagi Garrett berkolaborasi dengan para 'dewa dapur dari delapan penjuru angin itu" ibarat mimpi yang terealisasikan. Kenikmatannya, ia membayangkan, bakal sama dengan ketika ia merebut medali emas Olimpiade di Beijing lalu.
"Saya belajar masak dengan memelototi video mereka. Setiap hari, saya pelajari bagaimana para dewa masakan itu meracik bumbu, memotong dan mengiris-iris aneka bahan masakan. Saya bisa masak setelah meniru mereka, dan sekarang saya akan berkolaborasi dengan para dewa itu. Ini sungguh hebat," kata Garrett yang kini juga sedang berlatih keras untuk lolos ke Olimpiade London 2012 ini.
Perkenalan Garrett dengan dunia dapur dimulai dari keterpaksaan. Tak manis memang, tapi demikianlah kenyataannya. Pada 2005 ia didiagnosis terkena tekanan darah tinggi --dan itu ditengarai penyebabnya dari makanan.
"Saya tak pernah memasak apapun," ujarnya ketika itu. "Ibu dan saudara perempuanku yang selama ini memasak untukku. Saya tak tahu apa-apa tentang masakan ketika itu."
Setelah didiagnosis terkena penyakit tersebut, Garrett yang ketika itu berusia 20 tahun kemudian belajar memasak di Austin. Ia mengakui, kesan pertama dari memasak sangatlah menggoda. Ia merasa jadi seperti seorang pesulap.
"Anda bekerja, mengiris, memotong, mencampur-campurkan bahan selama sekitar 30 sampai 40 menit, dan kemudian tiba-tiba jadilah masakan enak, yang selain mengenyangkan juga membuat kamu senang," katanya.
Ada faktor lain yang juga didapat dari hobi barunya ini: kesehatan. Ya, Garrett kini leluasa meracik makanan sesuai dengan selera, dan takaran kesehatannya. "Dulu saya hanya bisa pasrah menyantap makanan apa saja yang dibuat orang. Setelah bisa masak, saya yang jadi penguasa, dan menentukan apa yang enak, dan baik untuk saya," katanya.
Salah satu pantangan utama bagi penderita penyakit darah tinggi adalah garam yang berlebihan. "Kamu bisa membeli saus tomat di supermarket dengan kandungan 750 garam, atau membikin sendiri, yang alami dan tak berisiko," katanya.
Tak butuh waktu lama, Garrett bisa membuat sendiri salad, sup, dan aneka makanan lainnya dengan menu sehat, hanya sedikit garam, dan tanpa penambah rasa buatan pabrik. Bersamaan dengan itu pula, tekanan darahnya menjadi normal kembali.
Ia pun mulai mengurangi segala hal yang berkaitan dengan gula. "Saya coba menggantinya dengan yang alami dan sehat. Dengan nektarin misalnya, atau dengan mangga. Itu benar-benar membuat saya merasa senang. Bumi telah memberikan bahan yang berlimpah, dan menyehatkan, lantas mengapa kita tak memanfaatkannya," kata sang perenang yang jika benar-benar telah pensiun nanti akan memilih karier sebagai koki profesional ini.
Editor: Ade Mayasanto
Akses Tribunnews.com