Italia Berbeban Berat di Piala Eropah 2012
PADA persaingan Grup C, Italia mungkin lebih difavoritkan dibandingkan dengan Kroasia. Namun, sejarah membuktikan, Italia belum pernah mengalahkan Kroasia sejak 20 tahun lalu. Di bawah bayang-bayang sejarah buruk, Italia kembali menantang Kroasia.
Bukan hanya bayang-bayang sejarah buruk yang membebani Italia, tim ”Azzurri” itu juga dibebani target harus menang atas Kroasia untuk membuka peluang lolos ke babak delapan besar. Padahal, mental pemain Kroasia sedang di puncak setelah menghajar Irlandia, 3-1.
Setelah seri 1-1 dengan Spanyol, Italia baru mengumpulkan satu poin. Jika ditahan seri atau kalah, langkah Italia untuk lolos dari penyisihan Grup C akan sangat berat.
Tekanan publik Italia sangat keras agar tim kesayangan mereka tidak mengulang kegagalan Piala Dunia 2010 saat gagal lolos dari grup. Apalagi, kemenangan tim Azzurri sangat dibutuhkan untuk mengangkat semangat warga Italia dalam menghadapi krisis ekonomi yang sudah di depan mata.
Pelatih Italia Cesare Prandelli mengakui pertandingan melawan Kroasia adalah yang terberat di Grup C. Pertama, karena Kroasia selalu memiliki strategi yang sulit diduga. Kedua, Kroasia selalu bersemangat tinggi untuk melibas Italia. Dari lima kali pertandingan sejak Kroasia lepas dari Yugoslavia pada 1991, Italia kalah tiga kali dan imbang dua kali.
Namun, Prandelli menolak untuk takut pada bayang-bayang sejarah buruk. Mantan pelatih klub Fiorentina itu menargetkan timnya harus mengalahkan Kroasia dan mengukir sejarah baru.
”Ini pertandingan yang sangat menentukan. Mereka tim yang sangat berbahaya karena sulit diprediksi dan diantisipasi. Strategi di babak pertama dapat berbeda sama sekali dengan babak kedua,” kata Prandelli.
Menghadapi tim seperti Kroasia, Prandelli berhati-hati dalam memilih pemain. Ia mempelajari berbagai kemungkinan strategi Kroasia dan memilih para pemain yang terbugar dan secara mental siap tempur.
Di posisi depan, Prandelli kemungkinan akan memasang Antonio Di Natale menggantikan Mario Balotelli. Di Natale dinilai sangat mudah beradaptasi dengan tim dan mampu menempatkan diri dengan cerdik untuk menerobos barisan pertahanan lawan. Pencetak gol bagi Italia ke gawang Spanyol itu juga dinilai memiliki insting mencetak gol yang bagus dan dapat bekerja sama dengan Andrea Pirlo, pengatur permainan Italia.
Di Natale mendapat perhatian Prandelli setelah Balotelli tampil buruk menghadapi Spanyol. Penyerang bengal itu sering salah mencari posisi di antara bek lawan sehingga pergerakannya mudah diantisipasi.
Kesalahan terbesar Balotelli adalah terlambat memutuskan untuk untuk mengumpan ke Cassano atau menembak langsung ke gawang saat ia tinggal berhadapan dengan kiper Iker Casillas. Dampaknya, Sergio Ramos dapat merebut bola dari Balotelli.
”Mungkin karena usianya baru 21 tahun, dia belum matang dalam mengambil keputusan yang cepat. Namun, Balotelli harus memikirkan cara untuk memenangkan timnya, bukan kemenangan bagi dirinya,” tutur Prandelli.
Namun, Prandelli tidak berniat mendepak penyerang Manchester City itu. Balotelli dinilai memiliki daya ledak yang diperlukan untuk membongkar pertahanan Kroasia.
Antonio Cassano bakal dipasang kembali untuk menjadi tandem Di Natale. Cassano, yang mengalami gangguan hati pada Oktober 2011 dan baru pulih pada April 2012, bermain sepenuh hati demi Italia.
”Saya tidak pernah berpikir dapat tampil di Piala Eropa. Saya sakit dalam waktu lama dan kini saya tampil di Piala Eropa. Saya tak akan menyia-yiakan kesempatan ini,” ujar Cassano.
Prandelli juga akan mengubah formasi pertahanan dari tiga bek saat menghadapi Spanyol menjadi empat bek. Dengan pola pertahanan seperti biasa, Prandelli dapat mendorong Daniele De Rossi untuk kembali ke posisi gelandang.
Prandelli puas dengan kinerja Emanuele Giaccherini dalam debutnya. Pemain Juventus yang beroperasi sebagai gelandang sayap kiri itu dinilai bagus untuk merobek pertahanan Spanyol dan mengoper umpan ke penyerang.
Kroasia menyerang
Di kubu Kroasia, Pelatih Slaven Bilic juga menargetkan kemenangan untuk memastikan tiket ke delapan besar. Bilic jelas menghindari kekalahan karena lawan terakhirnya di Grup C adalah Spanyol.
Namun, Kroasia tidak menganggap Italia sebagai lawan yang lebih lemah meskipun peringkat FIFA tim Kroasia lebih tinggi dibandingkan dengan Italia. Kroasia berada pada ranking 8 dan Italia di urutan 12.
Menurut Bilic, strategi Italia sulit diprediksi karena mereka memiliki banyak alternatif serangan dan pola permainan bertahan. ”Italia dapat bermain dengan umpan terobosan, umpan pendek, serangan teratur dari tengah, serangan balik dengan umpan panjang, atau melalui serangan sayap. Italia adalah favorit juara karena memiliki banyak senjata,” papar Bilic.
Namun, Bilic mengaku tidak takut menghadapi Italia. Timnya mengetahui kelemahan Italia dan siap mengalahkannya untuk memastikan tiket ke perempat final.
”Kami beruntung sudah mengumpulkan tiga poin. Dengan satu kemenangan lagi, tiket akan ada di tangan. Jika kami hanya seri, peluang kami untuk lolos masih cukup besar,” ungkap Bilic.
Meskipun hasil imbang tidak menutup peluang mereka, tim Kroasia bertekad untuk bermain menyerang dan bukan bertahan. Kroasia diperkirakan memainkan pola 4-4-2, dengan Luka Modric sebagai gelandang serang ditempatkan di belakang dua penyerang. Mario Mandzukic dan Nikica Jelavic yang mencetak gol ke gawang Irlandia akan kembali dipasang sebagai penyerang.
Di sisi pertahanan, empat bek akan ditempatkan untuk mematahkan serangan Cassano dan Di Natale. Ognjen Vukojevic sebagai gelandang bertahan akan ditugasi untuk menghentikan Andrea Pirlo agar pemain tengah Juventus itu tidak dapat mendistribusikan bola kepada penyerang.
sumber:http://bola.kompas.com