Mano Menezes tak akan tiru mentah-mentah gaya Spanyol.
Spanyol telah melampaui Brasil dan layak disebut sebagai standar baru sepak bola dunia.
Penilaian ini disampaikan oleh pelatih tim nasional Brasil, Mano Menezes, dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, hari Jumat (13/7).
"Mereka yang menjadi juara selalu menjadi penentu standar baru. Spanyol menunjukkan kepada dunia bagaimana sebaiknya memainkan sepak bola," kata Menezes.
"Mereka menentukan standar seperti yang pernah dilakukan Brasil di masa lalu," kata Menezes.
Spanyol memainkan sistem yang mengandalkan penguasaan bola melalui umpan-umpan pendek yang sangat rapi dan akurat.
Gaya permainan seperti ini sukses mengantarkan Spanyol menjuarai Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Dalam sejarah sepak bola dunia, tidak ada tim yang bisa menjuarai tiga turnamen besar berurutan seperti yang dicatat Spanyol.
"Untuk saat ini tidak ada tim yang bisa menyamai Spanyol," kata Menezes.
Ia menganalisis keberhasilan Spanyol dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari pembinaan jangka panjang di negara tersebut.
Penyerang murni
Selain mengandalkan penguasaan bola, Spanyol sering turun tanpa penyerang murni. Serangan yang dibangun dari bawah diselesaikan oleh pemain tengah yang memfungsikan diri sebagai penyerang, seperti yang dilakukan oleh Cesc Fabregas.
"Spanyol memainkan gaya yang berbeda. Mereka begitu lihai memainkan sistem tersebut setelah mencoba dan melakukan adaptasi selama bertahun-tahun," katanya.
Menezes mengatakan timnya tidak akan meniru mentah-mentah gaya Spanyol karena gaya tersebut tidak sesuai dengan tradisi sepak bola Brasil.
Ia juga mengatakan dirinya tidak akan meneruskan model yang diterapkan pendahulunya, Dunga, yang lebih mengandalkan fisik dan gaya menyerang langsung.
Pergeseran dari sepak bola indah ke model menyerang secara langsung ini dikecam para pendukung, apalagi di Piala Dunia 2010 Brasil hanya sampai ke babak perempat final.
"Kami tidak akan meniru Spanyol. Filosofi sepak bola Brasil selalu mengandalkan penyerang murni yang dalam tradisi kami mengenakan kaus nomor sembilan."
"Kami akan meneruskan tradisi ini dan itulah yang akan saya terapkan," kata Menezes.